Nama saya Andi. Saat ini umur saya 31 tahun. Sebenarnya saya sudah
berumah tangga dengan seorang istri yang cantik dan telah dikaruniai
seorang anak laki-laki yang ganteng berumur 5 tahun. Tapi hasrat untuk
berpetualang dan menikmati hubungan sex yang bervariasi membuat saya
ingin mencoba mencari pasangan selain istri saya.
Saya tidak suka 'jajan'. Sebab selain takut akan resiko-resiko yang
tidak diinginkan, saya juga tidak suka hubungan yang didasari 'jual
beli', karena saya merasa tidak ada romantismenya. Hubungan seperti itu
hanya seperti kalau kita ingin buang air kecil di toilet umum, setelah
selesai tinggal mengeluarkan uang receh, lalu pergi. Belum lagi
mengingat resiko penyakit menular seksual yang sekarang bermacam-macam
jenisnya.
Saya mempunyai beberapa kisah menarik sehubungan dengan petualangan saya
untuk mencoba variasi seksual selain dengan istri saya. Hampir
keseluruhan affair itu saya lakukan dengan wanita-wanita yang saya kenal
baik melalui chatting di internet ataupun perkenalan tanpa sengaja di
kendaraan umum ketika dalam perjalanan menuju ke tempat kerja.
Salah satu cerita yang akan saya bagi disini adalah pengalaman pertama
saya dengan seorang gadis muda, seorang wanita yang bekerja sebagai
seorang karyawati disebuah perusahaan advertising.
Sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan asing yang berlokasi di
daerah Kelapa Gading, saya berangkat dan pulang dari kantor selalu
menggunakan kendaraan umum. Saya biasanya menggunakan bus Patas AC. Saya
selalu berusaha untuk memilih tempat duduk yang bersebelahan dengan
seorang wanita.
Ini adalah pertimbangan saya agar perjalanan yang cukup jauh dari lokasi
tempat tinggal saya menjadi nyaman. Karena dengan duduk bersebelahan
dengan wanita, pertama-tama saya merasa aman karena akan jauh dari dari
rasa was-was terhadap kemungkinan menjadi korban copet. Kedua, aroma
para wanita biasanya lebih enak, dan tentu saja akan merupakan
penambahan rasa aman selama diperjalanan.
Pada suatu ketika, saya duduk bersebelahan dengan seorang dara cantik.
Saya biasanya membawa majalah untuk dibaca-baca agar dapat mengusir
kejenuhan selama perjalanan. Sebab dengan jarak perjalanan yang cukup
jauh, tanpa kegiatan apa-apa akan membuat suasana menjadi jenuh dan
membosankan. Ketika saya sedang asyik membaca, saya perhatikan gadis
cantik disebelah saya juga ikut melirik bacaan yang sedang saya baca.
Saya tahu dari ekor mata saya yang meliriknya memperhatikan bacaan yang
saya bawa. Kemudian saya mulai berbasa-basi kepadanya.
"Ke kantor yah Mbak?" tanya saya klise untuk memecahkan kekakuan.
"Iya..” jawab gadis itu singkat.
"Kantornya dimana?" tanya saya lagi untuk lebih memperpanjang pembicaraan.
"Di Kemayoran"
Lalu kami pun terlibat pembicaraan mengenai hal-hal yang ringan. Sebelum
saya turun, saya tidak lupa meminta nomor teleponnya. Dan meminta izin
apakah saya bisa meneleponnya di kantor. Singkat cerita, kami pun selalu
berhubungan melalui telepon. Selanjutnya saya ketahui kalo dia bernama
Dewi.
Gadis itu mempunyai rambut yang indah serta bibir yang sensual sekali.
Tingginya sekitar 165 cm. Kami terkadang janjian untuk pulang bareng,
karena rute bis yang kami lalui sama. Suatu saat saya mengajaknya untuk
nonton. Sebelum film diputar, kami makan dulu di salah satu fast food
resto yang ada disitu. Dari situ dia lalu bercerita tentang masalah
pribadinya.
Dia bercerita bahwa dia mempunya affair dengan atasannya yang sudah
mempunyai istri di kantor. Saya bertanya kenapa tidak mencari pria yang
lebih muda dan masih single. Dia menjawab bahwa dia sudah terlanjur
sayang dengan pria ini. Saya bilang dia harus berusaha melepaskan diri
dari pria berisitri itu. Saya punya cara, tawar saya. Lalu kami pun
memasuki teater 21, karena film sudah mulai diputar.
Selama film diputar, saya berusaha untuk menciumnya. Tapi dia masih
berusaha bertahan. Akhirnya, saya bersabar aja. Lalu ketika film sudah
usai, saya mengajaknya untuk mencari tempat ngobrol dan makan lagi,
karena perut saya belum kenyang dengan makanan 'fast food' tadi. Kami
menuju ke sebuah Hotel, dimana disitu saya ketahui juga memiliki
restoran. Setelah memesan makanan dan minuman, saya menawarkan kepada
Dewi untuk makan di kamar agar lebih nyaman dan bisa sambil ngobrol.
Lalu Entah apa yang terlintas di pikirannya, dia langsung mengiyakan
saja ajakan saya itu. Lalu saya menuju ke front office dan memesan kamar
sambil mengatakan agar makanan yang kami pesan tadi langsung diantar ke
kamar. Sesampainya dikamar, saya menawarkan agar dia mandi dulu. Dia
bilang nanti aja, setelah selesai makan. Setelah selesai makan, saya
berbaring ditempat tidur. Saya menatap wajah gadis yang memang cantik
ini. Lalu saya menarik tangannya untuk bersama berbaring di kasur. Lalu
saya mulai memancingnya bercerita lebih jauh lagi tentang affairnya
dengan atasannya di kantor.
Sambil bercerita saya dekatkan diri saya semakin dekat dengan dengan
tubuhnya. Saya genggam tangannya lalu saya belai rambutnya. Dia diam
tidak bereaksi. Lalu tangan saya berpindah membelai pipinya, Pelan-pelan
saya turunkan tangan ke bibirnya, dia juga diam tak bereaksi. Saya
lihat matanya terpejam. Lalu saya mendekatkan wajah saya ke wajahnya.
Saya mencium pipinya. Dia agak mengelak kali ini. Saya lalu membaringkan
dirinya tepat di bawah saya. Dia memejamkan matanya. Saya tau ini
adalah sebuah tanda. Lalu saya kecup kening, kedua pipinya. Kemudian
saya beralih kebibirnya yang sensual itu. Dia hanya diam tidak membalas.
"Jangan ah.." ujarnya.
Saya tidak menghiraukan larangannya. Karena saya tau dia mulai menyukai
serangan-serangan saya. Saya membelai payudaranya sambil saya kecup
terus bibirnya. Perlahan, dia mulai mengerang dan membuka mulutnya.
"Aah… sshhh… jangan… aku gak bisa kayak gini… sshhh…" protesnya perlahan tanpa melakukan perlawanan yang berarti.
Saya lalu mulai membuka, kancing bajunya. Namun dia menggenggam tangan
saya bermaksud melarang saya untuk meneruskan perbuatan saya. Saya harus
agak sabar memang. Saya turunkan wajah saya ke perutnya yang masih
dibungkus kemeja warna coklat muda. Saya tatap belahan selangkangannya
yang juga masih ditutupi celana yang senada dengan kemejanya. Lalu saya
cium belahan diantara kedua pahanya. Dia merintih lagi.
"Aaahh…"
Saya terus mencium daerah yang paling sensitif tersebut selama beberapa saat. Dia mulai merenggangkan kakinya.
"Buka aja yah celananya, biar agak enakan?" ujarku untuk meminta izinnya.
"Jangan ah, begini aja. Nanti keterusan"
"Gak apa-apa kok, gak bakalan keterusan" jawab saya menenangkan hatinya.
Lalu saya tarik risleting celananya. Kemudian saya turunkan perlahan
celananya. Dia menaikkan pinggulnya membantu .Terlihatlah CD nya yang
berwarna cream yang terbuat dari bahan katun halus. Tepat ditengahnya
terpampang gundukan indah yang kelihatan mulai basah. Lalu saya cium
gundukan itu.
"Aahh… sshhh…" Dewi memegang kepala saya. Sambil terus mengecup dan
menjilat gundukan vaginanya yang masih tertutupi CDnya, saya membuka
celana jeans yang saya pakai. Lalu saya lempar jeans tersebut tak
perduli ia terbang kemana. Lalu saya melepas juga kemeja saya. Saya
lihat Dewi menatap saya yang bugil dan agak kaget melihat penis saya
yang sudah menegang dan siap menyerang. Dia terlihat pasrah dan tak
peduli lagi apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Lalu saya turunkan
lagi wajah saya ke wajahnya. Saya mengecup bibirnya.
Kali ini dia membalas. Bahkan dia melingkarkan tangannya ditubuh saya.
Saya renggangkan kedua kakinya. Saya gesek-gesekkan penis saya di diatas
vaginanya yang masih berbalut CD. Lalu saya memegang penis saya. Saya
sudah tidak tahan. Saya mencari-cari sela diantara CD nya untuk bisa
menyentuh vaginanya dengan kepala penis saya.
"Jangan dimasukin… aaahh… aku gak bisa… sshhh..." Kembali dia protes.
Tapi saya tidak peduli. Saya tau dia mulai menyukai permainan saya.
Setelah saya buka sedikit celah CDnya yang tepat menutupi bibir
vaginanya, saya menggosok-gosokkan kepala penis saya di bibir vaginanya,
tentu masih dengan bantuan tangan saya. Terasa basah dan berlendir.
Lalu saya mencari-cari liang vagina yang merupakan target utama saya.
Ketika terasa kepala penis saya sudah tepat berada di depan liang
vaginanya yang licin dan basah, saya mendorong pantat saya perlahan.
"Ooohh... sshhh... jangann… aaahh..." Dia mengerang ketika kepala penis saya mulai menerobos masuk.
Saya lalu menekan lebih kuat lagi. Dan… blsseshh... masuklah dengan
sukses penis saya kedalam liang kenikmatan miliknya. Matanya yang indah
itu sedikit terbelalak, lalu terpejam kembali
"Ahh..sshh..ohh.." Dia melingkarkan kedua kakinya ke pinggang saya.
Saya terus menyodok dan mendorongkan penis saya kedalam vaginanya. Saya
melakukannya Sekitar 20 menit. Lalu terlihat dia menegang dan merangkul
saya dengan kencang. Saya tau ini saatnya dia orgasme. Saya juga tidak
mau kehilangan momen ini. Saya semakin mempercepat ritme kocokan penis
saya menghujam liang vaginanya.
"Aaahh… jangan dikeluarin didalam... aahh… oohhh… yahh…" bisiknya.
Lalu terasa aliran klimaks mulai mengaliri diri saya. Saya merasa penis
saya akan memuntahkan sperma. Saya mengocok semakin keras. Lalu saya
memeluk dirinya erat-erat berbarengan dengan tarikan kakinya yang
semakin memeluk pinggang saya dengan kuat. Saya tak berdaya lagi. Dan,
croot… crooott… crott... tumpahlah sperma saya menghujani liang vagina
sampai ke rahimnya.
"Aaaaahhh..." Dia mengerang keras.
Saya menatapnya lemas tanpa mengeluarkan penis saya yang masih berada
didalam vaginanya yang terasa masih memijat-mijat penis saya. Terlihat
dia tersenyum, tapi saya lihat ada linangan air mata dipipinya.
"Kamu nakal. Tapi kamu sangat lama bercinta daripada pacarku" katanya.
Sesudah itu kami tertidur, hingga jam dua pagi saya terbangun kembali.
Saya menatap di sekeliling saya dan mencoba menginngat apa yang telah
terjadi. Kemudian saya lihat seorang wanita terbaring disisi saya. Dewi.
Ah, ternyata dia begitu masih menggairahkan, pikir saya dalam hati.
Saya lalu berpikir untuk menyetubuhinya sekali lagi. Lalu saya buka
selangkangannya yang telah dia tutupi dengan celana dalamnya. Kemudian
saya jilat celah diantara pahanya. Saya lalu mengeluarkan penis saya.
Saya buka CDnya pelan-pelan tanpa berusaha membangunkannya. Saya usap
bukit berbulu yang indah tersebut tepat ditengah-tengah, terasa begitu
basah. Lalu saya lumuri batang saya dengan lendir vaginanya yang
beraroma sangat khas.
Saya sudah tidak tahan. Lalu perlahan saya arahkan kepala penis saya
yang mengkilat kedepan liang vaginanya yang saya buka dengan bantuan dua
jari tangan saya. Lalu saya dorong perlahan. Keliatan dia menggeliat
sebentar. Lalu terdiam kembali. Saya mendorong penis saya lebih dalam,
dan karena liang vaginanya sudah begitu basah, amblas semua batang saya
menyeruak daging empuk, hangat dan lembab tersebut. Saya lalu menyodok
dan mengocok dengan perlahan. Terdengar dia mendesis, tapi seakan tidak
mau membuka matanya. Crep… crep... crep... jlebb... jleb... Semakin
cepat dan semakin cepat. Dia lalu merintih halus.
"Aaahh… sshhh.. ssshh..."
Saya lalu melihat dia mengejang dan kakinya merapat. Saya tau dia mulai
merasakan orgasmenya, entah dia sadar atau tidak. Saya lalu juga merasa
gumpalan-gumpalan naik mengarah ke kepala penis saya siap untuk
dimuntahkan. Lalu saya tekan dalam-dalam penis saya ketika saya rasa
semburan mani saya akan meledak. Croott… crooott… croott... crott...
crott…
"Hekkhh… aaahh…" jeritnya.
Saya tau dia merasakan semburan mani saya yang panas telah membanjiri
liang vagina hingga ke rahimnya. Sampai-sampai ketika saya cabut
perlahan, terliat menetes masih dalam kekentalan keluar disela-sela
liang vagina hingga menetes ke paha dan lubang anusnya. Ah, betapa
nikmatnya, pikirku.
Lalu kami terus terlelap hingga keesokan pagi. Sejak saat itu. Dewi
tidak mau bertemu lagi dengan saya. Dia hanya bilang, dia merasa
bersalah telah mengkhianati pacarnya yang telah beristri tersebut. Dan
ketika saya meneleponnya sekali-sekali sambil mengingatkan dirinya
tentang peristiwa malam tersebut, dia hanya bilang agar jangan terulang
kembali dan hanya menjadi rahasia kami berdua saja.
Tag :
cerita sex
0 Komentar untuk "Cerita Sex Affair Dengan Gadis Kantoran "