Featured Post

Tunangan Sodara

Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumah...

Cerita Sex Sarah yang Montok

Namaku adalah Jefry, aku bekerja sebagai kepala bagian pada perusahaan periklanan, sehingga aku sering mengunjungi klien pada malam hari. Aku sendiri berusia 34 tahun dan lulusan sarjana pada salah satu universitas di kota Medan. Cerita ini berawal dari penjualan sistem pracetak pada sebuah perusahaan grafika yang baru. Dari sekian banyak karyawan yang bekerja pada shift malam, ada satu karyawan namanya Sarah. Orangnya tidak terlalu cantik tetapi cukup menarik dan bodinya montok, tingginya 165 cm. Sarah suka memakai rok pendek.
Perkenalanku dengan Sarah berawal saat komputernya ada masalah pada malam hari dan kebetulan aku ada disana dan membantu menyelesaikannya. Dari sana kami sering telepon dan sms, karena Sarah ada masalah keluarga dikarenakan dia dan pacarnya yang berbeda agama. Hubungan mereka tidak direstui, jadi mereka jarang bertemu.
"Kamu pernah ngelakuin sama pacar kamu nggak?" tanyaku pada suatu malam ketika dia sedang menunggu mobil jemputan kantor.
"Ah kok begitu tanyanya. Pernah sih tapi sekarang udah jarang, karena jarang bisa ketemu"
Dalam hati kupikir dia pasti haus akan sentuhan lelaki setelah sekian lama tidak pernah ngelakuin dengan pacarnya, tapi bagaimana caranya untuk mendekati dia.
Sampai suatu sore, Sarah menelpon saya dan menangis. Dia ingin bertemu karena ingin curhat. Aku sangat terkejut karena dia nggak pernah nangis dan agak tertutup, mungkin dia malu. Sore itu kami pun bertemu di sebuah kafe dan aku memilih sudut yang agak sepi, dan kebetulan sore itu tidak terlalu ramai.
Sarah menceritakan, kalau pacarnya mau putusin dia setelah apa yang telah mereka lakuin. Dia stress banget. Sepertinya Sarah masih cinta dengan pacarnya, walaupun tidak direstui. Diskusi kami pun berlangsung sampai malam sekitar jam 7. Dan aku melihat Sarah sudah capek dan stress, lalu kutawarkan dia untuk cari tempat yang santai untuk ngobrol.
Dia setuju, dan iseng aku bilang bagaimana kalau kita ke hotel, kan lebih santai dan bisa ngobrol tanpa ada yang lihat, karena sambil cerita kadang-kadang disertai dengan tangisan, kan jadi malu. Akhirnya dia pun setuju. Kami memilih hotel yang ada villanya, dan kami langsug check-in.
Di dalam kamar, aku mandi lalu diikuti Sarah. Dia duduk di ranjang sambil tiduran, sedangkan aku duduk di kursi. diskusi kami teruskan, sampai tiba-tiba aku melihat sekilas rok-nya tersingkap ketika Sarah membalikan badan dan darahku memanas melihat mulusnya paha Sarah. Aku pura-pura menghampirinya dan menghibur sambil nonton TV. Sarah sepertinya tidak malu-malu, dan ketika aku mencoba membelai rambutnya, dia tidak menolak. Tanganku pura-pura membelai punggungnya dan sambil melepaskan kaitan BHnya dari luar, dan berhasil. Dia hanya mengeluh dan tidak marah.
"Ih, kok dilepasin. Genit ah"
Melihat Sarah tidak marah, tanganku mencoba meraba ke pahanya yang mulus sambil terus mendengarkan cerita Sarah, yang sepertinya dia juga pura-pura tidak peduli dengan apa yang terjadi. Jari-jariku makin nakal, naik ke atas selangkangannya dan mulai menggosok kemaluannya. Lama-lama aku merasakan kemaluannya mulai basah dan inilah saatnya untuk memulai, pikirku. Tanpa menunggu Sarah berhenti bercerita, aku langsung menciumnya dan ternyata dia balas, dan nafasnya sudah tidak beraturan. Kami berdua sepertinya sudah tidak tahan lagi. Aku langsung melepas pakaianku dan satu demi satu kain yang melekat dibadan Sarah kulepaskan. Mulai dari roknya lalu, blouse-nya, kemudian BHnya , dengan terus mencium leher dan bibinya.
Sarah sudah sangat terangsang, mungkin karena sudah lama tidak dipuasin sama pacarnya. Sekarang kami berdua sudah tanpa busana, dan Sarah sudah mencapai orgasme begitu aku raba kemaluannya sambil berciuman. Tapi ini tidak membuatku berhenti, aku pindah bermain di selangkangannya sambil memainkan lidah menjilati klitorisnya. Terdengan Sarah terangsang berat dan merintih. Permainan dibawah berlangsung hampir 20 menit, dan sepertinya Sarah menyukainya. Sepertinya Sarah sudah orgasme untuk yang kedua kalinya ketika permainan kuhentikan sesaat.
Sekarang aku memasukkan penisku yang sudah berdiri tegang ke liang kewanitaannya. Dengan sekali hentakan, sudah masuk dan sangat licin. Sarah kugendong sambil tetap menancapkan kemaluanku. Sarah kugendong berdiri dan berpegangan pada lampu gantung yang ada diatas ranjang kamar hotel. Sarah bersandar di dinding sambil merintih dan ternganga, ketika aku mengocok dia naik turun. Dia histeris dan menjambak rambutku. Gerakan naik-turun kupercepat dan perdalam. Sepertinya Sarah sudah nggak tahan, sambil memeluk kepalaku dia orgasme mungkin yang kesekian kalinya.
Setelah itu Sarah terduduk lemas, tapi tidak kulepas begitu saja, karena aku belum selesai. Sarah kubalikkan dan aku memompa sambil berdiri disamping ranjang. Sensasi ini sungguh tak terbayangkan, karena Sarah sangat montok dan kedua pantatnya menjepit dengan kuat batangku. Gesekan aku perkuat dan percepat. Bersamaan dengan keluarnya spermaku, Sarah meraung dan terhentak di pinggir ranjang. Sarah kutindih sambil kuciumi punggungnya. Keringat membasahi rambut dan badannya yang mulus. Kami sempat tertidur sesaat sebelum terbangun lalu mandi, dan keluar makan.
Sejak saat itu kami sering curi waktu berdua, kadang aku antar pulang sambil mampir ke hotel, sampai akhirnya Sarah menikah dengan pacarnya yang sudah direstui orang tuanya. Terakhir seminggu sebelum menikah kami berdua masih sempat melakukannya, tetapi setelah menikah Sarah sudah pindah ke kota lain bersama suaminya. Kadang aku merasa sangat kehilangan dia dan ingin mengulang kembali permainan kami.
Tag : cerita sex
0 Komentar untuk "Cerita Sex Sarah yang Montok "

Back To Top