Siang itu hp saya berdering dari nomer yang tidak saya kenal dan ketika saya angkat terdengar suara seorang wanita.
"Halo mas Angga, apa kabar? kok lama gak ada kontak2 saya sih?"
Karena tidak mengenali suaranya, saya pun menanyakan
"Saya baik2 saja, sorry dengan siapa ini?"
"Ini Mita mas, wah udah lupa ya sama Mita? jawabnya.
Saya jadi ingat Mita, dia seorang janda berusia 34 tahun dengan 2 anak.
Saya mengenalnya ketika ia masih menjadi istri simpanan kenalan saya,
seorang pejabat bank milik pemerintah. Pada saat itu usianya baru
sekitar 21 tahun. Baru2 ini saya bertemu dengan Mita kembali pada saat
saya dan istri saya hendak mengambil raport anak kami yang kebetulan
sekelas dengan anak Mita yang besar.
Untuk menghindari kecurigaan istri saya, pada saat bertemu saya hanya
mengangguk tersenyum sambil mengedipkan mata. Untungnya Mita pun
memahami dengan tidak mengajak saya berbicara sehingga istri saya tidak
menaruh curiga.
"Hei kok mas Angga diam aja? Hayo sedang mikir apa? Jorok ya?" sapanya lagi ditelpon yang mengagetkan saya.
"Gak kok Mit, cuma lagi ngebayangin kamu aja, kok kamu tambah oke sekarang" canda saya yang disambut derai tawanya yang renyah.
"Mas kantornya masih disana kan? Mampir ke rumah dong mas kapan-kapan"
katanya sambil menyebutkan alamat rumahnya yang memang sering saya lalui
apabila hendak ke kantor.
"Mita udah dicerai 2 tahun yang lalu mas" katanya lagi.
Sebetulnya saya sudah mengetahui itu karena keluarga kenalan saya bekas
suaminya sempat heboh ketika mengetahui si suami/bapak mempunyai istri
simpanan. Kami pun ngobrol ditelepon panjang lebar diselingi humor-humor
sedikit berbau sex yang kadang ditanggapi Mita sambil berkata,
"Wah kalo ngobrolnya begini, yang repot Mita mas, gak ada pelampiasan,
kalo mas Angga sih enak" Saya tertawa mendengar itu dan berjanji akan
mampir rumahnya.
Keesokan harinya karena kebetulan supir saya tidak masuk karena ijin
menengok orang tuanya yang sakit dikampung, pada perjalanan menuju
kantor saya membelokkan mobil saya ke rumah Mita. saya berpikir tidak
ada salahnya mampir sebentar dirumah Mita. Sesampainya didepan alamat
rumah yang diberikan Mita, saya melihat Mita sedang berbelanja sayur
didepan pintu pagar rumahnya. Saya pun memarkir mobil saya dan dari
dalam mobil memperhatikan Mita sambil menunggu dia selesai berbelanja
sayur.
Mita mengenakan daster yang longgar dan terlihat rambutnya dibungkus
handuk sehingga saya tau dia baru saja selesai mandi. Setelah selesai
berbelanja dan tukang sayur sudah menjauh, sayapun memajukan mobil saya
dan memarkir didepan pagar rumahnya. Ketika saya turun dari mobil dan
menghampiri pintu pagar, Mita terhenyak kaget melihat saya.
"Eh mas Angga, kirain siapa. Wah sorry mas Mita masih berantakan habis
mandi dan belanja nih, maklum kedua pembantu lagi pulang kampung"
katanya sambil mempersilahkan saya masuk.
Saya pun masuk dan duduk di ruang tamunya yang meskipun tidak terlalu
besar tetapi tertata apik dan berseni. Mita permisi meninggalkan saya
untuk meletakkan belanjaannya didapur. Sambil menunggu saya
melihat-lihat koleksi foto yang terpampang di dinding ruang tamu yang
kebanyakan adalah foto-foto Mita yang memang dulu pernah menjadi seorang
foto model.
Membandingkan Mita sekarang dengan foto-foto yang terpampang, tidak
banyak berubah, saya rasa karena Mita yang ada darah Aceh dan Betawi
rajin merawat tubuh dan senam. Mita kembali keruang tamu dengan membawa 2
minuman hangat, ketika melihat saya sedang memperhatikan koleksi
fotonya, dia berkata,
"Itu cuma sebagian foto-foto Mita mas, yang keren-keren Mita pasang dikamar"
"Keren gimana Mit? Ini aja menurutku sudah oke-oke tuh" sahut saya.
"Wah kalo liat yang dikamar bisa bengong nanti mas Angga" katanya lagi sambil tertawa dan duduk disofa di depan saya.
Mita sudah melepas lilitan handuk dikepalanya tapi tetap menggunakan
daster, terus terang Mita terlihat sangat cantik dengan rambut terurai
basah. Belum lagi daster tipisnya yang kadang menerawang memperlihatkan
bentuk tubuhnya yang aduhai, apalagi ketika meletakkan minuman yang
otomatis membuat dia menundukkan tubuhnya sehingga saya dapat melihat
belahan dadanya dengan jelas karena Mita tidak mengenakan BH dibalik
dasternya, pemandangan sensual itu langsung membuat saya horny dan
kontol saya langsung mengeras.
"Belanja sayur tadi murah ya Mit?" tanya saya bercanda.
"Abis yang belanja cantik dan seksi sih"
"Ah mas Angga bisa aja" katanya tersipu dan mukanya merona merah menambah cantik wajahnya.
Kemudian Mita pun bercerita tentang kasusnya, dimana istri pertama
suaminya pernah mendatangi rumahnya yang menyebabkan keributan. Karena
kasus itu suaminya mendapat teguran keras dan harus menceraikan Mita.
Saya melihat air matanya menggenang dipelupuk matanya ketika
menceritakan itu, dan Mita menghapusnya dengan tisu. Untuk mengalihkan
pembicaraan yang membuatnya sedih berpikir, saya bertanya padanya
"Emang foto-foto kamu yang dikamar sekeren apa sih Mit?"
"Mau liat mas? Tapi janji ya jangan diketawain" jawabnya yang saya iyakan.
Kemudian dia mengajak saya menuju kamar tidurnya untuk memperlihatkan
koleksi fotonya. Berjalan dibelakang Mita dalam jarak yang dekat, saya
dapat mencium bau harum sabun dari tubuhnya dan juga dengan jelas saya
dapat melihat bongkahan pantatnya yang bergoyang ketika melangkah.
Hampir saja saya tidak dapat menahan diri untuk memeluk tubuhnya dari
belakang, untung saya masih menjaga image dengan menahan diri. Setibanya
dikamar tidurnya, saya sempat terhenyak melihat sekitar sepuluh koleksi
foto Mita berukuran setengah poster yang keseluruhannya artistik hitam
putih. Istimewanya lagi keseluruhan foto tersebut memperlihatkan tubuh
telanjangnya.
"Apa komentar mas Angga?" katanya mengagetkan saya yang bengong melihat koleksi foto-foto tersebut.
"Wah istimewa foto-foto kamu Mit, gimana aslinya ya"
"Ih....mas Angga genit, masa mau liat aslinya Mita, udah tua nih saya mas" Kata Mita sambil mencubit pinggang saya.
Karena dia tidak melepaskan cubitan dipinggang saya, maka saya tangkap
tangannya dengan sedikit menarik sehingga tubuh Mita tidak seimbang dan
agak sempoyongan tubuhnya merapat ketubuh saya yang secara refleks saya
peluk. Memeluk ubuh Mita yang hanya dibalut daster tipis terasa sangat
sensual, apalagi ketika dia menengadahkan wajahnya yang cantik berjarak
sangat dekat dengan wajah saya.
"Eh mas, mau apa?. lepasin Mita mas" katanya dengan agak meronta dipelukan saya.
Karena sudah dipenuhi nafsu otak saya, saya tidak melepaskan pelukan
saya, malah kemudian saya cium bibir indahnya dan saya kulum.
"Mmmhhhh... jangggaaan... mass... inget... ssshhh" katanya sambil tetap meronta hendak melepaskan pelukan dan ciuman saya.
Dengan tinggi sekitar 163 dan berat sepadan, rontaan Mita tidak berarti
bagi saya yang tinggi 170/76. Sambil tetap mengulum bibirnya, saya mulai
meremas bongkahan pantat seksinya dan agak sedikit saya angkat keatas
dan merapat ketubuh saya.
"Mmmmmm... masss... ssshhhh" gumamnya yang kini sudah tidak meronta lagi malahan membalas ciuman saya.
Saya masukkan lidah saya kemulutnya yang langsung disambut dengan
hisapan pada lidah saya, kemudian dia berusaha memasukkan lidahnya
kemulut saya yang juga langsung saya hisap kuat-kuat. Tangan saya yang
tadinya mermas pantatnya, kini sudah mulai meraba pahanya yang mulus
sambil menyingkapkan dasternya. Ketika tangan saya sampai diselangkangan
yang dibungkus celana dalam tipis, saya usap-usap belahan memeknya yang
membuatnya menggelinjang dan makin bernafsu mencium saya.
Saya selipkan jari saya melalui pinggir celana dalamnya untuk menyentuh
memeknya dan dengan lembut saya korek dan raba, sementara ciuman saya
saya turunkan kelehernya kemudian turun ke dadanya. Dari balik daster
yang dikenakan, saya ciumi payudaranya yang berukuran 36 dan
wooww...masih kencang, lalu saya hisap putingnya dari balik daster yang
dikenakannya. Sensasi rasa puting yang saya hisap dengan kain dasternya
dimulut saya membuat saya makin bernafsu, sementara terasa memeknya
mulai basah oleh rabaan jari saya.
"Ooooohhhh... maasss... enaaaakkk... terusss.... sayaaaang…" katanya sambil meremas rambut saya.
Geli gesekan kain daster diputingnya berbaur dengan hisapan dan gigitan
saya membuatnya makin menggelinjang tidak karuan. Dengan cepat saya buka
daster yang dikenakannya, begitu juga celana dalamnya sehingga kini
Mita berdiri dalam keadaan bugil. Saya raih payudaranya, saya
remas-remas dengan sedikit kasar sambil memilin putingnya yang membuat
Mita menjadi liar. Lalu saya ciumi kedua payudaranya bergantian sebelum
turun dan mulai menciumi selangkangannya. Dengan posisi berjongkok
didepan selangkangannya saya mulai menjilati memeknya.
Mita dengan berdiri dan sebelah kakinya ditopangkan dipaha saya agak
sedikit mengangkang hingga memperlihatkan memeknya yang indah dan
dicukur bersih. Ketika mulut saya menemui klitorisnya, saya jepit
klitorisnya yang sebesar kacang kedelai dan sudah mengeras dengan bibir
saya dan saya hisap sambil menjilat klitorisnya sementara tangan saya
bermain dilubang anusnya. Saya lihat Mita memejamkan matanya sambil
meremas remas kedua payudaranya sendiri sambil menggoyangkan pinggulnya
mengimbangi jilatan saya dimemeknya.
"Ssssshhhhh... puaasssiiinn Mitaaaa... masssss... aggghhhh... ohhhh... mauu keluarrrr…"
Sambil tubuhnya meregang, Mita menjepitkan kedua pahanya di kepala saya
yang membuat saya agak sulit bernafas dan kemudian terasa cairan
memeknya di lidah saya bertambah banyak, Mita sudah kliamaks. Setelah
terdiam sejenak, Mita sambil tersenyum menarik tubuh saya, melepas
pakaian yang saya kenakan sambil menciumi wajah saya kemudian setelah
saya telanjang bulat membimbing saya rebah ditempat tidur.
"Sekarang giliran Mita ngerjain mas Angga" katanya sambil mengecup
kepala kontol saya yang tegak gagah bediri pada posisi saya yang
telentang.
Perlahan Mita menjilati batang kontol saya naik dan turun sambil
sesekali mengecup kepala kontol saya. Rasa geli dan nikmat tak terhingga
ketika Mita dengan lidahnya menelusuri urat yang menonjol dikontol
saya. Apalagi ketika dia membuka lubang kencing saya dengan lidahnya
kemudian menghisap kuat-kuat
"Aaarrggghhhh... seddddaaaap... ayooooo... isap yang kuattttt..."
Sluuuurp... sluuurp... suara mulut Mita mengulum kontol saya karena
dengan sengaja dia mengeluarkan banyak ludah pada saat mengulum kontol
saya, saya merasa sensasi yang hebat.
"Jilatiiiin... kontollllkuuu... sebeluuum akuuu... entotin...
memekkmuuuuu... sayang…" teriak saya liar sambil menarik tubuhnya dan
meposisikan kami 69 lalu saya kembali menjilati memeknya selagi Mita
asyik mengerjai kontol saya dengan nikmat.
Lidah saya saya sapukan keseluruh permukaan memeknya kemudian mengitari
lubang anusnya sebelum kembali kememeknya dan menghisap kuat-kuat
klitorisnya. Saking nikmatnya Mita sempat menghentikan kulumannya
dikontol saya sambil mendesis.
"Ssshhhh... oooohhh…" ketika klitorisnya saya gigit-gigit kecil.
"Aku udah gak tahan mas" katanya sambil bangkit dan berjongkok dengan
membelakangi saya kemudian sambil memegang batang kontol saya
perlahan-lahan dia menurunkan pinggulnya memasukkan kontol saya ke liang
senggamanya yang terasa sangat sempit karena cukup lama tidak dijamah
kontol lelaki.
Saking sempitnya beberapa kali Mita berhenti sebelum melanjutkan
memasukkan kontol saya. Saya dengar dia agak merintih mungkin terasa
perih dinding memeknya dimasuki kontol saya setelah semua kontol saya
masuk
"Heeek... oooohhh... penuh memekku massss…" rintihnya.
Lalu Mita mulai menunggangi kontol saya, menaik turunkan, memutar pinggulnya dengan liar.
"Aaaghhhh... enaaaakkkk... bangettttttt... masss... sssshhh…" desisnya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liar.
Karena posisi duduknya membelakangi saya ketika menunggangi kontol saya,
kadang saya bangkit mencium punggung dan leher belakangnya sambil
meremas payudaranya dari belakang dengan gemas. Kedengaran Mita agak
kesakitan ketika saya remas kasar payudaranya.
"Aaacchhhh... terusss... masss…" teriaknya.
"Teruuussss... entotin kontolkuuu... saayaaang…" gumam saya sambil
kadang menaikkan pantat saya untuk menemui goyangan pinggulnya. Dan…
"Aaahhhh... akuuuu... keluuuuaaaarrrr… sayaaaaang…" teriaknya sambil
mempercepat goyangan kemudian terasa dinding memeknya makin keras
menjepit batang kontol saya dan serasa batang kontol saya disiram cairan
didalam memeknya.
Setelah klimaks yang kedua, Mita terdiam sambil menghela nafas panjang
menikmati klimaksnya pada posisi menduduki kontol saya yang masih keras
didalam memeknya. Tanpa melepas kontol saya didalam memeknya, saya
dorong tubuhnya sehingga Mita pada posisi menungging, lalu dengan ganas
dan liar saya genjot Mita pada posisi doggie style. Sambil saya ciumi
punggung, leher dan belakang telinganya saya terus melanjutkan genjotan
kontol saya dimemeknya.
"Aaaaggghhhh... terussssss... masss... genjot yanggg... dalaaaam...
entotin akuuu... masss…" teriaknya ketika ia kembali terngsang birahinya
oleh genjotan dan ciuman saya.
Kadang rambut indahnya saya tarik kasar sambil menepuk kedua pantatnya.
Puas dengan posisi doggie style, saya balikkan tubuhnya dan mengangkat
kedua kakinya kepundak saya kemudian kembali memompa memeknya sambil
meremas payudaranya. Putingnya saya pilin-pilin dan tarik yang membuat
Mita agak kesakitan tapi nikmat.
"Yeeaaahhhh... aaggghhhh... ssshhhh…" desisnya.
"Masssss... Mitaaaa... gak tahaaann... mau keluaaarrrr... lagiii…"
"Iyaa sayang... ayyyyoooo... bareenggg... aku jugaaa..." kata saya ketika saya rasa saya akan mengeluarkan sperma saya.
Pompaan saya makin cepat dan dalam, sementara dinding memeknya kembali
menjepit keras kontol saya, dan... crooooott... croooottt… saya pun
mengeluarkan sperma saya didalam memeknya sementara Mita secara
bersamaan pun kembali klimaks. Setelah klimaks kami terdiam berpelukan
sambil mencoba mengatur nafas kami yang tidak beraturan.
"Maaf ya Mit, aku khilaf. Abis kamu sih seksi dan cantik" kata saya kemudian sambil mengecup lembut bibirnya.
"Ooh gak apa-apa mass, makasih mas udah memuaskan Mita. Lagian baru
sekali ini Mita ngerasa bener-bener puas, suami Mita dulu gak bisa
muasin Mita mas" jawabnya sambil membalas kecupan saya.
Setelah membersihkan diri di kamar mandi, saya berpakaian dan pamit ke
kantor. Sebelum keluar dari rumahnya saya sempat mencium wajah
cantiknya, dan kami berjanji untuk mengulangi lagi bila ada kesempatan.
Tag :
cerita sex
0 Komentar untuk "Cerita Sex Mita Janda Cantik "